PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada individu/kelompok agar mandiri dengan menggunakan berbagai bahan, interaksi, nasehat, gagasan, alat dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma.
Konseling adalah
proses pemberian Bantuan antara konselor dan konseli secara face to face dalam upaya mencari berbagai solusi pemecahan masalah yang dialami konseli dalam suasana ;saling interaksi,komunikasi,saling menghargaiberdasarkan norma-norma.
Hubungan Bimbingan dan Konseling
Kata bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan.Kedua kata memiliki arti “ mengarahkan siswa agar berkembang sesuai dengan potensi.Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan individu/kelompok agar mandiri dengan konseling sebagai jantungnya bimbingan.
TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
Membantu individu mencapai perkembangan yang optimalMembantu individu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya.Membantu individu mencapai kemandirian: mengenal dan memahami diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, menerima diri dan lingkungan. mengambil keputusan . mengarahkan dan merealisasikan diri mengembangkan diri sesuai dengan potensinya.
Translate
Minggu, 28 April 2019
Jumat, 26 April 2019
KONSELING REMAJA PENDEKATAN PROAKTIF UNTUK ANAK MUDA
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun.
Tantangan yang dihadapi remaja
Biologis :Perubahan fisiologisPerubahan seksualPerubahan emosionalKognitif :Perkembangan pemikiran abstrakPemikiran egosentrisKemampuan untuk berfikir tentang orang lainKemampaun untuk berfikir kritisKemampaun untuk berfikir kreatifPsikologis :Pembentukan identitas baruIndividuasiRespon EmosionalIdentitas Etnis dan penyesuaian psikologis
PERBEDAAN KONSELING REMAJA DAN ORANG DEWASA
Perbedaan Konseling Remaja dengan Orang Dewasa . Orang dewasa umumnya relative memiliki kebebasan dalam membuat keputusan dan pilihan tanpa pengaruh yang besar dari keluarga dan orang lain. Sedangkan remaja berada dalam suatu proses perkembangan pembentukan identitas dan individual. selama berada dalam proses yang cenderung menghalangi mereka untuk meyakini dapat memiliki kekuasaan yang lebih besar atas hidup mereka.
Karakteristik perilaku konselor remaja Terdapat empat karakteristik dasar perilaku konselor yang pantas ketika bekerja dengan remaja : a. Bersikap responsive terhadap kebutuhan perkembangan remaja. b. Memadukan gaya berkomunikasi remaja c. Bersikap Proaktif d. Menghormati proses remaja dalam mengapresiasi dan memahami dirinya
Membuat Konseling Relevan bagi Anak Muda
Konseling anak muda berbeda dengan konseling anak – anak dan orang dewasa dalam beberapa hal berikut :Berbeda dengan anak-anak, remaja tidak lagi terlalu bergantung pada keluarga mereka. Bagi kebanyakan anak muda, sistem sosial mereka melibatkan hubungan pertemanan, bersama dengan hubungan lain yang berkembang dalam sistem pendidikan atau di tempat kerja.Tingkat pengaruh kognitif yang lebih matang, memungkinkan konselor untuk memilih strategi intervensi kognitif yang lebih maju yang biasanya tidak dapat diterapkan ketika memberikan konseling pada anak.Hubungan konseling harus memberikan kepada remaja hak untuk membuat keputusan berkenaan dengan keterlibatan mereka dalam proses konseling dan harus memberikan kesempatan pada mereka untuk memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang sesungguhnya atas hasil konseling.
Konsep dasar konseling behavioral
(1). Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya di kontrol oleh faktor – faktor dari luar.(2). Manusia memulai kehidupan dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola – pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.(3). Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macam nya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya.(4). Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hukum – hukum belajar ( pembiasaan klasik, pembiasaan operan dan peniruan ).(5). Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidakpuasan yang diperolehnya.(6). Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan me manipulasi dan meng kreasi kondisi – kondisi pembentuk tingkah laku.
Biologis :Perubahan fisiologisPerubahan seksualPerubahan emosionalKognitif :Perkembangan pemikiran abstrakPemikiran egosentrisKemampuan untuk berfikir tentang orang lainKemampaun untuk berfikir kritisKemampaun untuk berfikir kreatifPsikologis :Pembentukan identitas baruIndividuasiRespon EmosionalIdentitas Etnis dan penyesuaian psikologis
PERBEDAAN KONSELING REMAJA DAN ORANG DEWASA
Perbedaan Konseling Remaja dengan Orang Dewasa . Orang dewasa umumnya relative memiliki kebebasan dalam membuat keputusan dan pilihan tanpa pengaruh yang besar dari keluarga dan orang lain. Sedangkan remaja berada dalam suatu proses perkembangan pembentukan identitas dan individual. selama berada dalam proses yang cenderung menghalangi mereka untuk meyakini dapat memiliki kekuasaan yang lebih besar atas hidup mereka.
Karakteristik perilaku konselor remaja Terdapat empat karakteristik dasar perilaku konselor yang pantas ketika bekerja dengan remaja : a. Bersikap responsive terhadap kebutuhan perkembangan remaja. b. Memadukan gaya berkomunikasi remaja c. Bersikap Proaktif d. Menghormati proses remaja dalam mengapresiasi dan memahami dirinya
Membuat Konseling Relevan bagi Anak Muda
Konseling anak muda berbeda dengan konseling anak – anak dan orang dewasa dalam beberapa hal berikut :Berbeda dengan anak-anak, remaja tidak lagi terlalu bergantung pada keluarga mereka. Bagi kebanyakan anak muda, sistem sosial mereka melibatkan hubungan pertemanan, bersama dengan hubungan lain yang berkembang dalam sistem pendidikan atau di tempat kerja.Tingkat pengaruh kognitif yang lebih matang, memungkinkan konselor untuk memilih strategi intervensi kognitif yang lebih maju yang biasanya tidak dapat diterapkan ketika memberikan konseling pada anak.Hubungan konseling harus memberikan kepada remaja hak untuk membuat keputusan berkenaan dengan keterlibatan mereka dalam proses konseling dan harus memberikan kesempatan pada mereka untuk memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang sesungguhnya atas hasil konseling.
Konsep dasar konseling behavioral
(1). Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya di kontrol oleh faktor – faktor dari luar.(2). Manusia memulai kehidupan dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola – pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.(3). Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macam nya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya.(4). Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hukum – hukum belajar ( pembiasaan klasik, pembiasaan operan dan peniruan ).(5). Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidakpuasan yang diperolehnya.(6). Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan me manipulasi dan meng kreasi kondisi – kondisi pembentuk tingkah laku.
Selasa, 02 April 2019
MATERI KONSELING REMAJA
PENGELOLAAN PROGRAM GENRE
Generasi
Berencana
(GenRe)
“Generasi
yang berkarakter,
mengetahui,
memahami
dan
berperilaku
positif
tentang
kesehatan
rerproduksi
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan
reproduksinya
dan
menyiapkan
kehidupan
berkeluarga
dalam
meningkatkan
kualitas
generasi
mendatang”
Arah
Program GenRe
Program
yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja sehingga mereka mampu
melangsungkan
:
ØJenjang
pendidikan secara terencana;
ØBerkarir
dalam pekerjaan secara terencana;
ØSerta
menikah dengan
penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
Tujuan
Program GenRe
Meningkatkan pemahaman,
pengetahuan, serta sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan
hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan
menyiapkan kehidupan berkeluarga dalam upaya peningkatan kualitas generasi
mendatang.
Fokus Kegiatan Program GenRe
Fokus Kegiatan Program GenRe
a.Promosi
pendewasaan usia kawin :
utamakan
sekolah dan berkarya
b.Penyediaan
informasi kesehatan reproduksi seluas-luasnya
melalui PIK Remaja
c.Promosi merencanakan
kehidupan berkeluarga
dengan
sebaik-baiknya (kapan menikah, kapan mempunyai anak, berapa jumlah anaknya dsb)
GenRe membantu remaja untuk dapat melalui Periode transisi yakni :
1.Melanjutkan sekolah
2.Mencari pekerjaan
3.Membentuk keluarga
4.Menjadi anggota masyarakat
5.Mempraktekkan hidup sehat
●PIK R
Meningkatkan kualitas PIK R
memperbanyak variasi kegiatan yang
ramah remaja
Mengembangkan Materi sesuai dengan kearifan lokal
Menggalang Kemitraan
Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan
Dapat dilihat dari ;
Tingginya minat remaja
a.Substansi
Materinya
b.Jenis
Kegiatannya
c.Sarana
dan prasarananya
d.Jaringannya
Yang
Harus Dilakukan
Agar PIK R Berkembang
1. Melakukan Advokasi
Sejalan
dengan pengembangan kualitas, PIK R melakukan advokasi kepada penentu kebijakan
baik pemerintah maupun mitra kerja untuk mendapatkan dukungan
2. Melakukan promosi dan sosialisasi
• Promosi
dan sosialisasi dilakukan dalam rangka memperkenalkan dan memberikan informasi
tentang pentingnya PIK R kepada remaja sebagai sasaran langsung, juga kepada
stake holder dan mitra kerja
3. Menyiapkan dan Memberdayakan SDM
•Pengembangan SDM (Capacity Building) melalui
pelatihan, orientasi, dll
•Pemberdayaan Pengelola, PS, KS.
•Rekruitment pengelola, Pendidik
Sebaya dan konselor Sebaya
4. Konsultasi dan Fasilitasi
PIK R melakukan konsultasi kepada
pembina untuk mencari cara-cara pemecahan masalah dalam pengelolaan dan
pelayanan PIK R
yang belum bisa diatasi.
Konsultasi dapat dilakukan kepada :
BKKBN, OPD-KB, Instansi terkait, Instansi
Rujukan, Mitra Kerja
5. Pencatatan
dan
Pelaporan
•Proses mendokumentasikan dan
melaporkan seluruh rangkaian kegiatan atau aktifitas dari PIK R
•Pencatatan meliputi : catatan
sarana prasarana, kegiatan atau aktifitas,
proses pemberian informasi dan konseling, SDM
•Pelaporan meliputi : Hasil Rekap
pencatatan yang dilaporkan secara berjenjang dari pengelola PIK R, petugas
lapangan PLKB, OPDKB, Perwakilan
BKKBN Provinsi ,
BKKBN Pusat
MATERI
PIK Remaja
•TRIAD
KRR (Pernikahan
Dini, Seks
Pra
Nikah, Napza)
•Pendewasaan
Usia
Perkawinan
(PUP)
•Kesehatan
Reproduksi
•Keterampilan
Hidup
(life skill)
•Keterampilan
Advokasi
TRIAD KRR
1.PernikahanDini, Program KB (menikah < 20 Tahun)
Usia Ideal Menikah :
Perempuan : Minimal 21 Tahun
Laki- Laki : Minimal 25 Tahun
2. Sek Pra Nikah
3. NAPZA
Tujuan
Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia Perkawinan
Agar
remaja merencanakan masa depan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, antara
lain:
●
1.Aspek kesehatan
2.Aspek mental
3.Aspek emosional
4.Aspek pendidikan
5.Aspek ekonomi
6.Aspek sosial
Aspek
Kesehatan
vPernikahan
dini mempunyai dampak (-)
bagi ibu yang hamil dan melahirkan serta anak yang dilahirkannya.
v
vAnak
perempuan usia 10-14 tahun memiliki risiko kematian 5 kali
lebih besar selama kehamilan atau melahirkan dibandingkan dengan perempuan usia
20-25 tahun.
7.Jumlah dan jarak kelahiran
vAnak
perempuan yang menikah usia 15-19 tahun memiliki risiko
kematian 2 kali
lebih besar selama kehamilan atau melahirkan
dibandingkan dengan perempuan usia 20-25 tahun.
Aspek
Ekonomi
ØMasalah perekonomian keluarga adalah salah satu sumber disorganisasi dalam keluarga.
ØKeluarga menjadi beban perekonomian yang cukup berat
Ekonomi
menjadi penyebab terbesar masalah keluarga dan bahkan dapat menyebabkan perceraian karena tidak terpenuhinya kebutuhan
primer dalam keluarga
ØPendidikan yang
minim mengakibatkan sulitnya memperoleh pekerjaan dengan penghasilan
yang layak
Aspek Kematangan
Psikologis
vKesiapan psikologis diartikan sebagai kesiapan individu dalam menjalankan peran sebagai suami atau istri, meliputi pengetahuan akan tugasnya masing-masing dalam rumah tangga.
vRisiko ketidaksiapan menerima nilai, sikap, dan perilaku pasangan
vMenjadi orang tua namun tidak mampu mengasuh dan mengayomi anak-anaknya
vKetidaksiapan menghadapi dinamika kehidupan rumah tangga
Aspek
Pendidikan
Pernikahan dini mengakibatkan
remaja tidak
mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 5,6 % remaja
yang menikah dini yang masih melanjutkan sekolah setelah menikah.
Langganan:
Postingan (Atom)